October 15, 2024
Desa Bengkala, yang terletak di Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali, telah dikenal sebagai desa inklusif dengan komunitas tuli bisu yang aktif. Kini, desa ini menjadi sorotan dengan adanya kegiatan inovatif yang memperkenalkan budidaya jamur tiram berbasis teknologi modern. Proyek ini diprakarsai oleh dosen Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) berjudul “ PKM Budi Daya Jamur Tiram dan Diversifikasi Produk Turunannya Pada Komunitas Kolok di Desa Bengkala Buleleng-Bali”, melalui program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang diketuai oleh Ibu Dr. Ni Wayan Sukerti, S.Pd., M.Pd.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan komunitas tuli bisu di Desa Bengkala dengan mengintegrasikan teknologi IoT (Internet of Things) ke dalam budidaya jamur tiram dan mendiversifikasi produk olahan jamur tiram pasca panen. Sistem IoT yang diterapkan memungkinkan pengelolaan otomatis terhadap kelembaban dan suhu dalam rumah jamur, dua faktor kunci yang sangat penting untuk pertumbuhan optimal jamur tiram. Inovasi teknologi ini memberikan kemampuan untuk mengontrol kondisi lingkungan secara presisi, memastikan bahwa jamur tiram dapat tumbuh dalam kondisi yang ideal sepanjang waktu, ujar Ibu Sukerti.
“Kami berharap dengan adanya pembangunan rumah jamur tiram berbasis IoT ini, komunitas tuli bisu di Desa Bengkala dapat memulai dan mengembangkan budidaya jamur tiram secara efektif, serta meningkatkan kesejahteraan mereka melalui pertanian modern,” ujar Ibu Ni Wayan Sukerti, ketua Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM).
Selain memberikan dukungan teknologi, kegiatan ini juga memberikan pelatihan dan pendampingan kepada komunitas tuli bisu dalam mendiversifikasi olahan kuliner berbahan dasar jamur tiram seperti Jamur Crispy, Pizza Mushroom, Bakso Jamur, dan olahan lainnya. Harapannya budidaya jamur tiram dan pengolahan paska panen dapat meningkatkan perekonomian komunitas tuli bisu.
"Dengan adanya inovasi ini, saya berharap Desa Bengkala dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain, tidak hanya dalam hal inklusivitas, tetapi juga dalam penerapan teknologi modern di bidang pertanian," kata Bapak Made Pastika, Kepala Desa Bengkala. " Kegiatan pengabdian ini membuka peluang baru bagi komunitas tuli-bisu untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Melalui pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan, kita berharap masyarakat dapat menjadi lebih mandiri dan sejahtera. Upaya ini adalah langkah nyata dalam memberdayakan komunitas disabilitas agar memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai kesejahteraan ekonomi," tambahnya
Terima kasih kepada Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Kemendikbudristek yang telah mendanai program ini secara penuh dan Universitas Pendidikan Ganesha atas dukungannya dalam menyukseskan program ini.