November 14, 2024
Desa Terunyan, yang terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, adalah salah satu desa yang memiliki warisan budaya yang sangat unik dan kaya, terkenal dengan tradisi penguburan khas yang berbeda dengan tradisi Hindu Bali pada umumnya. Secara ekonomis, masyarakat Terunyan menggantungkan hidupnya pada bidang pertanian hortikultura dan budi daya ikan di tepian danau Batur. Aktivitas pertanian dan budi daya ikan hanya dapat dilakukan pada 4 dusun ditepian danau Batur, sedangkan 2 dusun yang berlokasi di bukit Terunyan, aktivitas pertanian dan perikanan sangat minimal karena keterbatasan sumber air irigasi. Kehidupan masyarakat di 2(dua) dusun ini, yakni dusun Bunut dan Madya rentan secara ekonomi sebagai kantong kemiskinan yang sukup banyak, dan juga kawasan yang rentan longsor. Namun demikian, Bukit Terunyan memiliki potensi wisata panorama keindahan alam yang mempesona dan luas lahan kering dan tidur mencapai lebih dari 100 hektar. Bukit Terunyan terkenal dengan keindahan alam serta kekayaan budaya yang memikat wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Bukit ini menawarkan pemandangan alam yang spektakuler dengan lanskap pegunungan, danau, hutan, dan desa-desa tradisional yang memancarkan pesona khas Bali.
Menyikapi pernasalahan kemiskinan dan ancaman bencana longsor di desa Terunyan, Instiki bersinergi dengan Undiksha menyelenggarakan program kosabangsa yang pendanannya dari DRTM Kemenristek untuk membantu masyarakat dalam mitigasi bencana longsor dan budi daya pertanian hortikultural berteknologi IoT, guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, ungkap I Gede Adnyana, dosen Instiki Denpasar yang mengkomandani program Kosabanga tahun 2024 di desa Terunyan. Kegiatan awal yang dilakukan adalah mengangkat air danau ke Bukit Terunyan, dengan sistem bertingkat menggunakan pompa sumersible 4 HP, sejauh 850 meter. Air ditampung pada embung, selanjutnya digunakan untuk pengairan dengan sistem tetes cair dan springkle berbatuan IoT pada lahan garapan hortikultural. Di sisi yang lain, untuk penanganan peringatan dini akan bencana longsor, tim kosabangsa juga memasang 4(empat) unit sistem early warning system untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat akan bencana longor yang kerap terjadi di Bukit Terunyan saat musim hujan, imbuh Gede Arjana
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTM). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan Universitas Pendidikan Ganesha, atas dukungan program dan pendanaan dengan kontrak: 012/E5?PG.02.00/KOSABANGSA/2024, dalam membantu masyarakat mengembangkan budi daya pertanian hortikultural dan tanggan bencana longsor di desa Terunyan.